Rabu, 02 Oktober 2013

TEKNIK IDENTIFIKASI JENIS BURUNG



TEKNIK IDENTIFIKASI JENIS BURUNG
oleh: LAURIO LEONALD


TUJUAN
1.      Meningkatkan pengetahuan teknik dan proses identifikasi jenis burung di lapangan
PENDAHULUAN
Identifikasi jenis burung merupakan teknik atau kemampuan yang sangat penting untuk dikuasai dalam kegiatan monitoring satwa liar, khususnya burung. teknik identifikasi burung dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan mengenali bentuk dan pendampilan fisik, berdasarkan kebiasaan dan tempat aktifitas, dan juga dari suaranya yang sangat beranekaragam. Untuk memperlancar dan mengefektifkan sebuah kegiatan monitoring, maka diperlukan kemampuan yang lebih dalam proses megidentifikasi. Untuk dapat mengetahui proses dan cara mengidentifikasi jenis burung di lapangan maka perlu adanya pelatihan mengenai identifikasi jenis burung.

PERALATAN YANG DIPERLUKAN
1.    Alat tulis
2.    Binokular
3.    Kamera
4.    Tape recorder
5.    GPS
6.    Kompas
7.    Buku panduan identifikasi burung (MacKinnon et al. 2010)


PROSES/METODE :
Gambar 1. Morfologi burung

Identifikasi burung didasarkan pada kombinasi dari beberapa ciri khas, termasuk penampakan umum, suara dan tingkah laku. Penting sekali untuk mencocokan sebanyak mungkin bagian burung, terutama warna pada bagian-bagian burung, misalnya garis putih pada ekornya, mungkin diingat dengan jelas, tetapi ciri-ciri lainnya terlupakan. Dalam pengecekan pada buku panduan lapangan pengamat dapat menemukan lebih dari satu burung yang memiliki gais putih pada ekor, tetapi tidak dapat mengingat warna atau ciri lainnya dai burung tersebut.
Maka dalam proses identifikasi burung, ada baiknya memperhatikan beberapa bagian penting yang dapat membantu kegiatan identifikasi jenis burung, sebagai berikut:
1.    Ukuran, yang dimaksud ukuran di sini adalah perbandingan ukuran burung yang kita jumpai dengan burung-burung yang kita kenali. Sebagai pembanding diurutkan dari burung yang terkecil ke burung yang terbesar (1. Pipit/bondol, 2. Kutilang, 3. Tekukur, 4. Alap-alap/Elang-alap, dan 5. Elang)

Gambar 2.  Perbandingan ukuran burung (a. Bondol kalimantan, b. Cucak kutilang, c. Tekukur biasa, d. Gagak hutane. Elang ular bido)

2.    Bentuk, ini dilihat dari tampilan fisik apakah burung tersebut pendek, tinggi, ramping, gemuk, berjambul, bentuk paruh dan sebagainya. Sebagai contoh misalnya (1. Tinggi ramping seperti bagau, 2. Pendek gemuk seperti tekukur, 3. Tinggi tegap seperti elang, 4. Berjambul seperti baza jerdon, 5. Paruh kait seperti burung betet, paruh panjang lancip dan melengkung seperti burung madu, dan bentuk lainnya)
Gambar 3.    Jenis burung berdasarkan bentuk paruh, (a). Pemakan biji, (b). Penghisap madu, (c). Pemakan cacing, (d). Pemakan serangga,    (e). Pemakan daging, (f). Pencari makan di air, (g). Pemakan ikan, (h). Pemakan buah

3.    Warna, burung memiliki warna yang sangat beraneka ragam dengan kombinasi yang sangat beragam dan unik, bahkan dalam satu spesies burung memiliki warna yang berbeda, misalkan antara jantan-betina, anak-dewasa. Pendekatan warna digunakan untuk membandingkan atau contoh, misalnya warna kuning seperti kepudang, hitam seperti gagak, hijau sepeti takur dan warna lainnya.
Gambar 4.  Perbandingan warna pada burung, (a. Burung Kepudang Kuduk Hitan dan Cucak Kuricang memiliki warna yang hampir sama, tetapi beda spesies, b. Jantan dan betina Sepah Tulin merupakan burung yang sama spesiesnya tapi memiliki warna yang berbeda, c. Cabai Rimba dan Cabai Gesit contoh burung yang memiliki warna dan corak hampir sama tapi memiliki keatajaman dan ketebalan corak warna yang sedikit bebeda, d. Perbedaan warna dikepala pada Kirik-kirik Biru remaja dengan yang dewasa.
4.    Prilaku, burung memiliki prilaku yang khas pada masing-masing jenisnya, seperti yang tidak bisa diam seperti cinenen, terbang melingkar dan hinggap pada ranting kering yang sama secara berulang seperti kirik-kirik, terbang disekitar bungan sambil menghisap madu seperti burung madu dan pijantung.
5.    Habitat dan regional, masing-masing jenis burung memiliki sebaran dan habitat atau tempat hidup baik untuk istirahat ataupun mencari makan yang berbeda. Seperti kirik-kirik yang biasa bertengger di pohon yang kering mengintai serangga, kareo padi biasa beraktifitas di permukaan tanah sekitaran sungai,
Gambar 5.  Penggunaan habitat untuk beraktifitas, (a). Di atas tanah sekitar sungai, (b). Pada lahan basah, (c). Di atas tanah kering, (d). Pada rumput dan semak, (2). Di pohon kering pada lahan terbuka, dan (f). Di pohon yang rimbun.

6.    Suara, Catat atau rekam suara burung, masing-masing jenis burung memiliki suara yang khas pada setiap jenisnya. Banyak burung yang sering dan hanya terdengar suaranya tanpa terlihat fisiknya, maka sangat penting untuk mempelajari suara burung dalam peroses identifikasi.
7.    Sketsa burung, gambar sketsa burung beserta catatan warna dan ciri-ciri pada bagian-bagian burung seperti ukuran tubuh, warna pada masing-masing bagian tubuh, bentuk paruh, ada tidaknya jambul, serta bebagai ciri lain yang tidak umum sepeti pada bagian penting yang haus diperhatikan pada point sebelumnya.

Proses identifikasi jenis burung terlihat sedikit rumit bila dilakukan oleh pemula, namun kalau sudah terbiasa, proses identifikasi dapat dilakukan dengan lebih cepat tanpa melakukan pembuatan sketsa dan merekam suaranya. Proses identifikasi dapat dilakukan dengan hanya melihat sekilas dari bentuk, ukuran, warna bahkan hanya dengan mendengar suaranya saja.
Identifikasi raptor saat terbang dapat dilihat dari bentuk dan ukuran sayap, ekor, serta corak pada sayap dan ekor. Sebagai contoh perbedaan masing-masing jenis raptor saat terbang dapat dilihat pada gamba di bawah ini.
Gambar 4. Bentuk sayap, ekor dan pola warna raptor saat terbang (a. Elang Ular Bido, b. Elang Tikus, c. Elang Bondol, d. Elang Berontok, e. Elang Ikan Kepala Kelabu)


Sketsa untuk identifikasi burung jenis raptor

Sketsa untuk identifikasi burung



4 komentar: