Rabu, 09 Oktober 2013

Spilornis cheela

Elang Ular Bido - Spilornis cheela Latham, 1790
berikut ini adalah hasil dokumentasi di lapangan
Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan


Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan

Jawa
Jawa
Jawa

Sumatera
Sumatera
Sumatera





Deskripsi: Berukuran sedang (50 cm), berwarna gelap. Sayap sangat lebar membulat, ekor pendek. Dewasa: tubuh bagian atas coklat abu-abu gelap, tubuh bagian bawah coklat. Perut, sisi tubuh, dan lambungnya berbintik-bintik putih, terdapat garis abu-abu lebar di tengah garis-garis hitam pada ekor. Jambulnya pendek dan lebar, berwarna hitam dan putih. Ciri khasnya adalah kulit kuning tanpa bulu di antara mata dan paruh. Pada waktu terbang, terlihat garis putih lebar pada ekor dan garis putih pada pinggir belakang sayap. Ras Kalimantan berwarna lebih pucat dan coklat. Remaja: mirip dewasa, tetapi lebih coklat dan lebih banyak warna putih pada bulu. Iris kuning, paruh coklat-abu-abu, kaki kuning
Suara: Sangat ribut, melayang-layang di atas hutan, mengeluarkan suara nyaring dan lengking "kiu-liu", "kwiiikkwi", atau "ke-liik-liik" yang khas, dengan tekanan pada dua nada terakhir, dan "kokokoko" yang lembut.
Penyebaran global: India, Cina selatan, Asia tenggara, Palawan, dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Terdapat di seluruh Sunda Besar dan mungkin merupakan elang yang paling umum di daerah berhutan (dataran rendah) sampai pada ketinggian 1.900 m.
Berbiak: Musim Berbiak: Musim kawin di Pulau Jawa bulan Pebruari – Nopember
Sarang: relatif kecil, lebar 50-60 cm, kedalaman 10-30 cm, terdiri dari rantingranting dan pinggirannya disulam dedaunan hijau.
Jumlah Telur: Telur 1 butir (rata-rata 1-2), dengan masa pengeraman sekitar 35 hari atau lebih.

Pakan: Makanan utamanya reptilia seperti ular, juga kadal. Binatang pengerat kecil. Di kepulauan Andaman tercatat memakan kepiting dan belut.

Kebiasaan: Sering terlihat terbang melingkar di atas hutan dan perkebunan, antar pasangan sering saling memanggil. Pada saat bercumbu, pasangan memperlihatkan gerakan aerobatik yang menakjubkan walaupun biasanya tidak terlalu gesit. Sering bertengger pada dahan yang besar di hutan yang teduh sambil mengamati permukaan tanah di bawahnya.


Cerita dari Lapangan: Merupakan jenis yang umum, pernah dijumpai mulai dataran rendah + 50 mdpl hingga hutan dataran tinggi/pegununga + 2.000 mdpl. Lebih sering dijumpai bertengger di tempat yang teduh dibanding yang terang, dan sering terlihat terbang melingkar (soaring) berpasangan sambil mengeluakan suara.
Di Jawa Barat (Bukit Pembarisan/Taman Nasional Gunung Ciremai/Hutan Rakyat Kecamatan Cigugur/Gunung Mayana) hidup bersama jenis raptor lainnya dalam satu habitat dengan Spizaetus bartelsii, Spizaetus cirrhatus, Pernis ptilorhynchus, Ictinaetus malayensis.
Di Kalimantan Tengah (Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit) hidup bersama jenis raptor lainnya dalam satu habitat dengan Spizaetus cirrhatus, Pernis ptilorhynchus, Accipiter gularis, Accipiter trivirgatus, Accipiter badius, Hieraaetus kienerii, Elanus caeruleus, Aviceda jerdoni.
Di Sumatera (Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit  dekat pantai) hidup bersama jenis raptor lainnya dalam satu habitat dengan Spizaetus cirrhatus, Elanus caeruleus.
 
Status Perlindungan: Dilindungi Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya dan PP 7 dan 8 Tahun 1999. Appendix II CITES.

Sumber:  
MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa,Bali, dan Kalimantan. LIPI/BirdLife-Indonesian Programme, Bogor

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar